Psikologi Sosial (situasi kelompok)

| Selasa, 29 November 2011

BAB I
PENDAHULUAN

I.       Latar Belakang
Interaksi sosial berlangsung apabila antara manusia yang satu dengan manusia lainnya saling mempengaruhi. Kelangsungan pengaruh-mempengaruhi itu melibatkan situasi sosial dimana situasi tersebut digolongkan kedalam dua golongan utama, yaitu situasi kebersamaan (togetherness situation) dan situasi kelompok (group situation).
 Kelompok merupakan sekumpulan orang/individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Hal penting dalam pembangunan kelompok adalah bagaimana melanggengkan atau mempertahankan eksisnya suatu kelompok. Untuk itu, yang harus dimiliki individu-individu yang berkelompok adalah adanya sebuah ikatan sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian individu pada kelompok yang telah didirikan.
Pada makalah ini, akan membahas lebih lanjut mengenai situasi sosial yang disebut juga group-situation, yaitu situasi kelompok sosial.

II.    Rumusan Masalah
Ø   Apa yang dimaksud dengan situasi kelompok sosial?
Ø   Apa yang yang dimaksud jenis-jenis sosial?
Ø   Apa ciri-ciri utama kelompok?
Ø   Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
Ø   Apa saja keunggulan dan kelemahan kelompok?
Ø   Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan yang efektif?




BAB II
SITUASI KELOMPOK SOSIAL

Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut. Situasi yang dihadapi oleh individu salah satunya adalah situasi kelompok sosial.
Situasi kelompok sosial (group-situation) adalah sebagai suatu situasi ketika terdapat dua individu atau lebih mengadakan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain. Karena terdapat situasi ini maka terbentuklah kelompok sosial, artinya suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, norma-norma tertentu.
I.          Jenis-jenis Kelompok Sosial
Kelompok sosial dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu primary group dan secondary group (Charles H. Cooley) atau kelompok primer dan kelompok sekunder.
a.          Kelompok primer (primary group) yaitu suatu kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai hubungan/interaksi yang lebih intensif dan lebih erat antar anggotanya. Contoh: keluarga, rukun tetangga/kelompok kawan sepermainan, kelompok agama.
b.         Kelompok sekunder (secondary group) adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya saling mengadakan hubungan yang tidak langsung, berjauhan (pertemuan tidak harus face to face) dan formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja.
Berdasarkan tingkat keformalan kelompok dibagi menjadi:
·            Kelompok formal/kelompok resmi
Yaitu suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk pelaksanaan dan realisasi tugas tertentu, anggota-anggotanya diangkat dan dilegimitasi oleh suatu badan/organisasi. Kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Contohnya adalah komite, panitia, organisasi pemuda.

·            Kelompok informal
Kelompok yang terbentuk dari proses interaksi, daya tarik dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat atau dilegalisasikan dalam pernyataan normal. Kelompok ini tidak didukung oleh peraturan atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Kelompok ini bisa berkembang dalam kelompok formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu memiliki nilai-nilai yang perlu dibagi dengan sesama anggota.

II.       Ciri-ciri Utama Kelompok
Suatu kelompok bisa disebut sebagai kelompok social apabila memiliki ciri-ciri berikut:
a.          Terdapat dorongan (motif) yang sama antar individu satu dengan yang lainnya (dapat menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan bersama)
b.         Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
c.          Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing
d.         Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

III.    Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok (group dynamics) adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.[1]

Fungsi dari dinamika kelompok antara lain[2]
1.         Membentuk kerja sama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2.         Memudahkan pekerjaan.
3.         Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif, dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
4.         Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Kaum dinamika kelompok berpendapat bahwa kerja sama antara individu yang baik dalam suatu kelompok demokratis tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi harus dipelajari orang. Maka, untuk berusaha agar dalam suatu kelompok yang demokratis terdapat kerja sama yang efektif dan berhasil baik, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Terdapat delapan prinsip, yaitu berturut-turut:
1.            Suasana (atmosphere)
2.            Rasa aman
3.            Kepemimpinan bergilir
4.            Perumusan tujuan
5.            Fleksibilitas
6.            Mufakat
7.            Kesadaran kelompok
8.            Penilaian sinambung

IV.    Keunggulan dan Kelemahan Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut3.
a.          Kelebihan Kelompok
·            Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi dan pendapat anggota yang lain[3].
·            Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi
·            Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok[4].

b.         Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

V.       Kepemimpinan yang Efektif
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi[5]. Pemimpin mempunyai peranan yang aktif dan senantiasa campur tangan dalam segala masalah yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok.
Kepemimpinan bukan merupakan sesuatu yang bersifat gaib atau mistik, melainkan merupakan keseluruhan dari keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang diperlukan oleh tugas pemimpin.
a.          Tugas utama seorang pemimpin menurut Flyod Ruch
·            Memberikan struktur yang jelas tentang situasi-situasi rumit yang dihadapi oleh kelompok (structuring the situation).
·            Mengawasi dan menyalurkan tingkah laku kelompok (controlling group behavior).
·            Seorang pemimpin harus menjadi “juru bicara” (spokesman) kelompoknya (speaking for the group).

b.         Cara-cara kepemimpinan
1.         Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian.
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.         Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis yaitu gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.         Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

c.          Sifat-sifat pemimpin
1.       Persepsi social (social perception)
Kemampuan menilai aspek-aspek social.
2.      Kemampuan berpikir abstrak (ability in abstract thinking)
Mampu berpikir ditahap konsep.
3.      Kestabilan emosi (emotional stability)
Memiliki emosi yang stabil.
     





[1] Theodore M.Mills 1967 The Sociology of Small Groups New Jersey:Prentice Hall, Inc. Page 3-35
[2] Kamanto Sunarto 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu social Universitas Indonesia. Hlm 56
[3] Soerjono Soekanto 1986.Pengetahuan Sosiologi Kelompok.Bandung:Penerbit Remadja Karya CV. Hlm 34.
[4] Fred R. Kerlinger 1964.Foundations of behavioral research New York:Holt Rinehart and Winston.Page.20-35
[5] Nurkolis “Manajemen Berbasis Sekolah:Teori Model dan Aplikasi”, Grasindo, 2003,9797322084,97897322083.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲